Rabu, 01 Februari 2012

Bira Beach!! Dimana Kamu Menemukan Surga di Selatan Pulau Celebes

Apa yang Anda bayangkan bila sedang berada di spa dengan suara ombak dan aroma air laut? Pasti ingin berlama-lama rasanya. Begitu juga yang Anda rasakan jika di Tanjung Bira. 
Pasirnya yang putih dan lembut sangat menggoda. Dengan kaki telanjang pada sore yang hangat menapaki bibir pantai yang tidak jauh dari penginapan amatlah menyenangkan. Bukan hanya putih, bersih, pasir di sini sangat lembut dan mengeluarkan aroma khas pantai. Rasanya seperti  berada di sebuah salon dengan pelayanan scrubbing terbaik.

Bila di banyak pantai karang dan bebatuan kerap menganggu keluasan pandangan kita, tidak di Tanjung Bira. Seperti pagar yang tertib dan tahu diri, batu karang berjajar di sisi ujung kiri pantai, berdiri tegak, kokoh. Tata letak yang jarang kita temui seolah tahu betul bagaimana pantai ini harus memanjakan manusia. Jadilah kita hanya menjejakkan kaki di kelembutan pasir dan menghadapi laut layaknya kolam tak berbatas.
 Benar saja, rasanya pantai dengan karang di kaki umumnya tidak disukai para wisatawan. Sulit pula untuk berenang. Sungguh Pantai di ujung Sulawesi Selatan ini memberikan pesonanya sendiri.

Bila tidak ingin berlama-lama berdiri memandangi indahnya pantai, cobalah terjun ke dalam air yang jernih luar biasa, selami ayunan ombak yang tenang perlahan-lahan dan kecipak tubuh kita. Percayalah, berada di dalamnya membuat kita tidak ingin beranjak.

Aroma pantai yang sejuk, langit yang indah, biru laut dan putihnya pasir pasti menggoda siapa pun untuk mengapungkan diri mengikuti gelombang dan mata angin. Begitu pun saya. Dengan ban bekas yang disewakan saya terapung mengikuti arus.  Sayang waktu sangat cepat berlalu, hari semakin gelap. Saya pun harus beranjak meninggalkan pantai untuk membersihkan diri dan meninggalkan keasyikan tak berperi.

Tapi ada yang lupa, di mana matahari tenggelam?

Baiklah, kalau memang sunset tidak saya jumpai, besok saya akan berburu sunrise. Kelembutan sinar matahari pada dua peristiwa sehari-hari di pantai itu selalu memesona.

Alarm jam membangunkan saya pada pagi pukul 04.00 Wita. Langsung saya tenteng kamera, duduk di teras penginapan menunggu matahari mengintip kehidupan manusia di bumi. Ah, hingga pukul 06.00 tidak saya jumpai juga. Rupanya sunrise terhalang pulau. Dia muncul di balik pulau di horizon sana. Itu tentu tidak menyurutkan langkahku mengabadikan indahnya Tanjung Bira di pagi hari.

Langit biru, awan kapas yang menyembur dan terpencar, kapal-kapal nelayan yang berdatangan menjadi pemandangan pagi hari. Cakrawala di kepala jadi luas.

Semua kapal yang digunakan nelayan adalah kapal buatan sendiri, alias asli produksi Indonesia. Terang saja, Kota Bulukumba (41 km dari Tanjung Bira) adalah kota penghasil kapal pinisi terbesar dan terbaik di dunia. Jika Anda ingin ke Tanjung Bira, dari Makassar akan melewati pemandangan perajin kapal pinisi dengan berbagai ukuran. Dari ukuran penumpang 10 orang hingga ukuran raksasa berkapasitas ratusan orang.
 
Usai mengabadikan beberapa titik pantai, saya tidak ingin berlama-lama lagi untuk berendam dan bermain-main di laut. Di depan penginapan karang besar membentuk seperti tebing. Saya turun menapaki anak tangga. Lagi-lagi pasir putih di dasarnya menggoda saya untuk menyelam. Belum lagi anak-anak ikan berarak mengelilingi saya. Bermain sepak bola dengan latar laut biru yang luas bersama. Merasakan sensasi banana boat dengan harga terjangkau. Pagi yang tak akan terlupakan indahnya.

Nampak Awan Layaknya Kapas yang Terhempas :)

Banana Boat yang MUMER





Sensasi Banana Boat
Pasir Putih yang Lembut
With Spongebob...heheheh :P

And a shoot!!!

Pagi yang tak terlupakan di Tanjung Bira

Kawula Muda.... Nikmati masamu Kawan!! hahahah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar